Jakarta, - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Ditjen Dikti Depdiknas) pada 2010 akan...
'mencari' sebanyak 50 penemu yang mempunyai temuan-temuan yang berimplikasi luar biasa. Mereka dapat berasal dari pribadi atau lembaga. Kepada 50 terbaik akan diberi hadiah sebanyak Rp 250 juta.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Dikti Depdiknas Fasli Jalal saat membuka Seminar Hasil Pelaksanaan Penelitian bagi Peneliti dan Perekayasa Sesuai Prioritas Nasional Tahun 2009 di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (15/12/2009) ....
"Itu refleksi dari cara kita menghargai orang-orang yang berprestasi luar biasa dan ternyata banyak juga orang Indonesia yang berprestasi luar biasa. Kita saja yang belum mencari dan memberi penghargaan pada mereka," kata Fasli.
Fasli menyampaikan, selama 2009 Depdiknas bekerjasama dengan berbagai departemen telah memberikan hadiah kepada 21 penemu yang layak disebut dengan label inventor. Sementara pada 2010, Fasli mengatakan, selama setahun penuh akan digunakan untuk tahap pengumuman. "Baru tahun 2011 kita berikan (hadiah) di awal-awal di bulan ketiga," ujarnya.
Acara seminar yang berlangsung mulai 15-16 Desember 2009 ini mempresentasikan hasil penelitian dari 171 peneliti yang merupakan pemenang dari seleksi hibah penelitian. Fasli menyebutkan, mereka berasal dari berbagai badan penelitian dan pengembangan departemen dan badan-badan di bawah Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) seperti LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN, dan Bakosurtanal. Dari 7.900 tim yang terdaftar dan 5.004 tim yang mengajukan penelitian, terpilih sepuluh tim terbaik yang mewakili 25 lembaga.
"Jadi misalnya di Balitbang Departemen Pertanian dari 1.300 peneliti yang terlibat dipilih hanya 10 tim yang mewakili mereka di sini. Kemudian dari LIPI dari 1.111 peneliti terpilih hanya 10 tim yang menyajikan penelitiannya di sini," kata Fasli.
Fasli menyebutkan, para peneliti tersebut menerima dana penelitian sebanyak Rp 50 juta per orang. Para peneliti tersebut juga dapat bergabung dana tim. "Kalau mereka digabung lima orang maka besar (dana) penelitian Rp 250 juta. Total yang sudah kita berikan Rp 290 miliar," ujarnya.
Fasli menyebutkan, rujukan penelitian diantaranya adalah ketahanan pangan, transportasi, dan energi alternatif. Disamping itu, penelitian humaniora, antropologi, good governance, dan transmigrasi.
'mencari' sebanyak 50 penemu yang mempunyai temuan-temuan yang berimplikasi luar biasa. Mereka dapat berasal dari pribadi atau lembaga. Kepada 50 terbaik akan diberi hadiah sebanyak Rp 250 juta.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Dikti Depdiknas Fasli Jalal saat membuka Seminar Hasil Pelaksanaan Penelitian bagi Peneliti dan Perekayasa Sesuai Prioritas Nasional Tahun 2009 di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (15/12/2009) ....
"Itu refleksi dari cara kita menghargai orang-orang yang berprestasi luar biasa dan ternyata banyak juga orang Indonesia yang berprestasi luar biasa. Kita saja yang belum mencari dan memberi penghargaan pada mereka," kata Fasli.
Fasli menyampaikan, selama 2009 Depdiknas bekerjasama dengan berbagai departemen telah memberikan hadiah kepada 21 penemu yang layak disebut dengan label inventor. Sementara pada 2010, Fasli mengatakan, selama setahun penuh akan digunakan untuk tahap pengumuman. "Baru tahun 2011 kita berikan (hadiah) di awal-awal di bulan ketiga," ujarnya.
Acara seminar yang berlangsung mulai 15-16 Desember 2009 ini mempresentasikan hasil penelitian dari 171 peneliti yang merupakan pemenang dari seleksi hibah penelitian. Fasli menyebutkan, mereka berasal dari berbagai badan penelitian dan pengembangan departemen dan badan-badan di bawah Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) seperti LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN, dan Bakosurtanal. Dari 7.900 tim yang terdaftar dan 5.004 tim yang mengajukan penelitian, terpilih sepuluh tim terbaik yang mewakili 25 lembaga.
"Jadi misalnya di Balitbang Departemen Pertanian dari 1.300 peneliti yang terlibat dipilih hanya 10 tim yang mewakili mereka di sini. Kemudian dari LIPI dari 1.111 peneliti terpilih hanya 10 tim yang menyajikan penelitiannya di sini," kata Fasli.
Fasli menyebutkan, para peneliti tersebut menerima dana penelitian sebanyak Rp 50 juta per orang. Para peneliti tersebut juga dapat bergabung dana tim. "Kalau mereka digabung lima orang maka besar (dana) penelitian Rp 250 juta. Total yang sudah kita berikan Rp 290 miliar," ujarnya.
Fasli menyebutkan, rujukan penelitian diantaranya adalah ketahanan pangan, transportasi, dan energi alternatif. Disamping itu, penelitian humaniora, antropologi, good governance, dan transmigrasi.
Pada kesempatan yang sama diluncurkan portal Garuda (Garba Rujukan Digital) beralamat di laman www.garuda.dikti. go.id. Portal ini adalah portal penemuan referensi ilmiah Indonesia yang merupakan titik akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi dan peneliti Indonesia.
Garuda yang mencakup antara lain e-journal domestik, tugas akhir mahasiswa, dan laporan penelitian dikembangkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti Depdiknas bekerjasama dengan PDII-LIPI, serta berbagai perguruan tinggi dalam hal penyediaan konten. "Hampir 130.000 macam item yang ada di Garuda," sebut Fasli.
Fasli menyampaikan, portal ini dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi antar peneliti, mengurangi duplikasi penelitian, dan menghindari plagiat. Selanjutnya, kata dia, sesudah sinergi antar peneliti, juga sinergi antara badan-badan milik pemerintah dengan dunia usaha. "Tidak kalah penting adalah bagaimana kita memberi semangat mendorong dan menghargai hasil-hasil (penelitian) ini, sehingga para peneliti kita dukung untuk meneruskan penelitian-peneliti an," ujarnya. -GIM-
Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui:
SMS : 0811-976-929
Fax : 021-5703337
Telp : 021-5707303
Surat : PO.BOX 4490
E-mail : aspirasi@diknas.go.id
0 komentar:
Posting Komentar